Rabu, 18 Januari 2017

Mie Ceker Pedas Bakmi Mewah, Mengobati Kerinduan Pada Masakan Ibu


Berkreasi dengan Bakmi Mewah, siapa takut? Setidaknya ini adalah postingan ketiga saya yang saya tuangkan ke dalam blog tentang kreasi Bakmi Mewah. Bagi saya ini seperti tantangan tersendiri. Apalagi belakangan ini saya memang sedang enjoy banget menikmati hobby baru saya di bidang masak-memasak. Rasanya ada kepuasan tiada tara jika hasil masakan saya disukai tak hanya oleh keluarga saya, tetapi juga teman-teman saya.

Terus Kenapa Mesti Bakmi Mewah?

Buat saya Bakmi Mewah ini lain daripada mie instan pada umumnya. Bentuk mienya pipih dan tidak mudah putus. Teksturnya yang lembut, kenyal, halus dan licin dengan aroma yang mewah benar-benar menggugah selera. Jadi kita tak perlu khawatir akan merasa seret di kerongkongan setelah kita menyantapnya. Karena mie ini aslinya sudah enak, jadi tak perlu tambahan bahan macam-macam pun, disajikan begitu saja seperti dalam saran penyajian di kemasannya, Bakmi Mewah sudah lezat koq. Apalagi memang sudah dilengkapi dengan potongan daging ayam dan jamur berbumbu, benar-benar mewah deh! Bukan hanya tampilan di kemasannya, tapi memang benar-benar asli daging ayam dan jamurnya. Juicy di mulut pula rasanya.

Bakmi Mewah ini bisa dikatakan pelopor topping ayam dan jamur asli pertama di Indonesia lho! Apa yang ditampilkan dalam kemasan, ya seperti itulah adanya. Istimewa pokoknya. Memasaknya pun sangat mudah. Cukup di masak sekitar 3 menit, dan tambahkan potongan daging ayam dan jamurnya, Bakmi Mewah ala restoran mewah sudah siap santap. Gampang dan praktis kan? 

Tanpa tambahan telur seperti itu pun, sudah mewah koq rasanya
Bakmi Mewah ini selain murah harganya, tak lebih dari 8 ribu rupiah perbungkus, juga jelas komposisi dan nilai gizinya. Bakmi Mewah juga tidak mengandung bahan pengawet dan MSG. Sudah gitu ada label halalnya pula. Jadi benar-benar aman untuk dikonsumsi keluarga.

Komposisi dan nilai gizinya jelas!

Halal ya!
Murah harganya, eye catching kemasannya
Dari segi kemasan pun berbeda dengan mie instan pada umumnya. Kemasan Bakmi Mewah benar-benar wah dan mewah. Warna hitam pada kemasannya sungguh eye catching saat dipajang di rak-rak supermarket atau swalayan. Kalau biasanya mie instan hanya dikemas plastik biasa sehingga mudah bocor dan robek, kalau Bahmi Mewah kemasannya terdiri dari 3 lapis. Lapisan pertama berupa plastik seperti mie instan umumnya, kemudian kardus/karton berwarna hitam dengan tulisan Bakmi Mewah berwarna kuning keemasan. Lapisan selanjutnya plastik tipis untuk wrapping kardusnya. Jelas sekali bahwa PT. MAYORA INDAH TBK, sebagai produsen Bakmi Mewah ini memperhatikan betul segi penampilan dan keamanan barang produksinya.

Kemasannya sampai lapis tiga, aman tidak mudah bocor
Nah, beberapa hari lalu ceritanya saya video call-an dengan ibu saya yang di Jogja sana. Ngobrol ngalor-ngidul ujung-ujungnya lari ke makanan. Ya, namanya juga emak-emak. Obrolannya kan juga seputar dapur. Kebetulan waktu itu saya belum sempat makan. "Masak apa hari ini, Buk?", iseng saya tanya ke ibu. "Gak masak, tadi cuma bikinin Bapakmu mie ceker pedes aja." Wow... Mie ceker pedes buatan ibu saya kan juara! Apalagi kalau di makan panas-panas gitu. Wuihhh... Dijamin langsung meleleh deh keringat hahaha.

video call-an dengan ibu di Jogja

Dan ibu saya memang begitu, masak mie ceker bilang gak masak. Buat ibu saya mungkin gak dianggap masak karena bikin mie ceker sangatlah simpel. Gak makan waktu lama dan gak ribet. Terus-terang obrolan tentang mie ceker dengan ibu saya kala itu terngiang-ngiang terus di benak saya. Rindu saya untuk dimasakkan mie ceker oleh ibu. Tapi sayang, jarak antara Jogja-Bontang menghalangi kami. Andai saja....aaa..*nyanyi deh hehehe

Kebetulan beberapa hari lalu saya dapat kiriman 2 bungkus Bakmi Mewah dari KEB. Akhirnya, demi mengobati rasa rindu pada masakan ibu, saya pun mencoba membuat mie ceker pedas, tentunya dengan Bakmi Mewah kiriman itu. Kira-kira apa saja bahan yang diperlukan? Ini dia...

Mie Ceker Pedas Bakmi Mewah

Mie Ceker Pedas Bakmi Mewah

Bahan yang diperlukan :

  • sebungkus Bakmi Mewah
  • 4 buah ceker ayam
  • 3 siung bawang merah
  • 2 siung bawang putih
  • 5 biji cabe merah keriting (boleh lebih jika suka pedas)
  • 2 lembar daun jeruk
  • 1 batang serai yang dimemarkan
  • minyak goreng untuk menumis
  • gula dan garam secukupnya
  • air secukupnya

Bahan Mie Ceker Pedas

Cara membuat :

  • Rebus ceker hingga lunak (kalau saya pakai presto). Angkat, sisihkan.
  • Rebus mie dengan daun bawang kering (ada di kemasan) kurang lebih selama 2 menit. Angkat dan tiriskan. Tuang ke mangkok saji, sisihkan.
  • Tumis bawang putih, bawang merah dan cabe yang telah dihaluskan, daun jeruk, batang sereh hingga harum. Masukkan ceker rebus, daging ayam potong, saos sambal, minyak dan kecap (yang ada di kemasan). Tambahkan air secukupnya. Tambah gula dan garam secukupnya.
  • Aduk ceker dan bumbu hingga tercampur rata. Biarkan kuah sedikit mengental dan bumbu meresap. Jangan lupa koreksi rasa. Angkat dan tuang di atas mie. Sajikan.

Pedas-pedas yummy... Mienya itu lho, licin dan tak mudah putus

Mie ceker pedas Bakmi Mewah pun siap disantap. Bagaimana, mudahkan! Semangkok mie ceker pedas Bakmi Mewah ini sudah cukup mengobati rasa rindu saya pada masakan ibu.

Ini Instagram saya ya, yang mau follow boleh koq hehehe

Selain mie ceker pedas, saya juga mencoba mengkreasikan Bakmi Mewah menjadi menu lain yaitu Chicken Blackpepper in the Noodle Bowl atau Ayam Lada Hitam dalam Mie Mangkok.

Chicken Blackpepper in the Noodle Bowl

Chicken Blackpepper in the Noodle Bowl

Bahan-bahan yang diperlukan :

  • sebungkus Bakmi Mewah
  • 1/4 buah bawang bombai, potong kasar
  • 1 siung bawang putih, cincang halus
  • 1 biji cabe merah besar/paprika, potong kasar
  • 1/4 sdt lada hitam bubuk
  • minyak goreng secukupnya
  • gula dan garam secukupnya
  • air secukupnya

Cara membuat :

  • Rebus mie selama 2 menit. Angkat dan tiriskan.
  • Taruh mie pada saringan kawat yang berbentuk cekung, goreng mie dalam minyak yang cukup panas hingga kuning kecoklatan. Angkat dan susun mie yang telah menyerupai mangkok (akibat proses penggorengan) ke piring saji. Sisihkan.
  • Tumis bawang putih, bawang bombai dan cabe/paprika hingga harum.
  • Masukkan daging ayam potong, saos sambal, minyak dan kecap (yang ada di kemasan). Tambahkan air secukupnya. Tambah gula, garam, dan lada bubuk secukupnya.
  • Aduk daging ayam potong dan bumbu hingga tercampur rata. Biarkan kuah sedikit mengental dan bumbu meresap. Jangan lupa koreksi rasa. Angkat dan tuang di atas mie. Sajikan.

Chicken Blackpepper in the Noodle Bowl pun siap disantap. Resep ini sengaja saya bagikan juga di sini karena kebetulan bahan yang diperlukan hampir sama dengan kreasi sebelumnya. Selain itu anak-anak saya juga suka sekali menu ini. Kriuk-kriuk pedas gimana gitu katanya.

Sebenarnya banyak menu yang bisa kita kreasikan dari sebungkus Bakmi Mewah ini. Mau dibuat menu berkuah, digoreng atau ditumis pun bisa asal kita mau sedikit kreatif saja. Ditambah topping telur, sosis, nugget, udang, cumi atau bahkan keju sih okey aja. Dan pastinya akan tambah mewah persis menu-menu mahal di restoran mewah. Saya saja sudah coba membuat beberapa kreasi dari Bakmi Mewah ini lho! Contohnya seperti di bawah ini.



Bagaimana tampilannya, sudah seperti menu di restoran mewah kan? Untuk tahu resep dan cara membuatnya bisa diintip di Berkat Bakmi Mewah, Restoran Mewah Pindah Ke Rumah dan Omelette Bakmi Mewah ya!
Bagaimana teman-teman, kira-kira kreasi apa saja yang telah teman-teman buat dari Bakmi Mewah ini? Boleh dong kita saling berbagi resep hehehe.

NB : Postingan ini diikutsertakan dalam Kreasi Bakmi Mewah Bersama Emak-Emak Blogger



Sepotong Senja di Chao Phraya bersama Tom Yam

Sepotong Senja di Chao Phraya bersama Tom Yam

Menikmati Tom Yam langsung dari negara asalnya? Wow... siapa yang tak tergoda? Thailand, ya Negeri Gajah Putih tempat muasal Tom Yam ini memang belum pernah saya kunjungi. Meskipun demikian, toh beberapa kuliner asal Thailand pernah saya cicipi di Tanah Air, setidaknya di restoran Thailand di kota kelahiran saya, Yogyakarta. Di Yogyakarta sendiri ada beberapa restoran yang spesial menyajikan hidangan khas Thailand. Salah satunya adalah restoran Thailand yang terletak di Jalan Taman Siswa, kurang lebih hanya sekitar 300 meter dari rumah saya di Yogyakarta sana. Tom Yam adalah salah satu menu favorit saya jika berkunjung ke restoran Thailand ini. 

Hidangan berkuah semacam sup seafood ini rasanya asam-asam pedas, sungguh menggugah selera. Apalagi dinikmati dalam kondisi masih panas di saat cuaca dingin atau musim penghujan seperti sekarang ini, pasti langsung menambah kehangatan tubuh sekian derajat dari suhu sebelumnya. Semangkok Tom Yam bisa saja kurang buat saya, terutama di saat kondisi badan sedang "aras-arasen" istilah Jawanya atau kurang bersemangat, Tom Yam yang pedas itu sudah mampu mengembalikan semangat saya. Potongan cumi yang dipadu dengan udang dan beberapa sayuran, bisa wortel ataupun bunga kol dalam rendaman kuah asam pedas itu sungguh pas dilidah saya. Aroma daun serai, daun jeruk, lengkuas, cabai merah menyatu bersama bumbu-bumbu lainnya benar-benar nendang rasanya. 

Hampir serupa dengan kuliner nusantara gulai kepala ikan, yang kalau tak pedas dan asam kurang maknyus bagi saya. Begitu pun dengan Tom Yam ini. Rasa amis layaknya makanan berbahan dasar seafood lenyap manakala dipadu dengan kucuran air jeruk nipis dalam racikan bumbunya. Itulah kenapa, Tom Yam terasa asam-asam pedas di lidah. Kalau sedang berkunjung di restoran Thailand, menu satu ini tak pernah ketinggalan. Lain saya, lain pula anak saya. Sebagai anak SD yang tidak suka makanan yang serbapedas, membuat anak saya melirik ke menu lain yang lebih familiar di lidah orang Indonesia pada umumnya, yaitu nasi goreng. Ya, siapa yang tak kenal nasi goreng? Kalau Anda tak kenal nasi goreng berarti tingkat kegantengan Anda turun 5 tingkat dibandingkan Presiden Barack Obama hahaha. President Obama adalah salah satu presiden di dunia ini yang berani menyebut nasi goreng, sate dan bakso sebagai kuliner Nusantara yang lezat. Mosok Anda kalah sama presiden Amerika itu sih? Kalau nasi goreng ala Indonesia sudah acap kali anda santap, bagaimana dengan nasi goreng ala Thailand?

Khao Pad Poo atau nasi goreng Thailand ala saya hehehe (dok.pri)

Hampir sama dengan nasi goreng Indonesia, nasi goreng Thailand pun ada campuran telur dan kadang juga ada daging kepitingnya. Persis nasi goreng seafood yang biasa dijual di restoran Indonesia. Koq bisa mirip ya? Memang konon katanya Thailand itu agak-agak mirip dengan Indonesia. Bangkok misalnya, sebagai ibu kota negara sangatlah mirip dengan ibu kota negara kita Jakarta, baik dalam tata kotanya maupun kemacetannya. Begitu pula dengan kulinernya, seperti pada nasi goreng tadi. Bedanya, nasi goreng Thailand atau biasa disebut Khao Pad Poo ini dimasak dengan menggunakan campuran bunga melati, perasan air jeruk nipis dan saus ikan khas Thailand. Tak heran nasi goreng Thailand rasanya juga agak-agak asam dan sangat kental aroma melatinya. Ini merupakan menu andalan anak saya jika berkunjung ke restoran Thailand.

Sweet Cassava atau Singkong Thailand ala saya (dok.pri)

Setelah puas makan, tak lengkap rasanya jika tidak ada minumannya. Segelas Cha Yen atau semacam teh yang dicampur dengan rempah-rempah (asam, adas) serta creamer (susu) cukup menambah hangat suasana santap bersama keluarga. Kalau cuaca sedang panas, cukup menambah beberapa potongan es batu ke dalamnya, dijamin tetap akan segar rasanya. Kalaupun masih dirasa belum cukup dan perut masih mampu menampung makanan, bisa juga ditambah dessert Singkong Thailand atau biasa disebut dengan Sweet Cassava. Sweet Cassava ini berupa potongan singkong yang direbus dengan air dan gula sampai lunak kemudian disiram dengan kuah santan yang kental. Bisa juga ditambah topping parutan keju bila suka. Hmmm... legit-legit gurih menggoda. Lumer dan pecah di mulut deh. Sepiring kecil Singkong Thailand cukuplah karena menu ini juga sangat mengenyangkan jika disantap dalam porsi yang banyak. Jadi tak perlu banyak-banyaklah agar kenikmatan bersantap semangkok Tom Yam atau sepiring Khao Pad Poo lenyap akibat perut Anda terlalu penuh atau istilahnya Jawanya bengep akibat kekenyangan.  

Ya kalau habis makan Anda tidak ada aktivitas lain, bisa saja bersantai sambil melonggarkan isi perut. Tapi bagaimana jika Anda berencana menghabiskan hari sambil jalan-jalan, menyusuri Sungai Chao Phraya misalnya, anggap aja kita sudah berada di Thailand ya hahaha. Kan gak asyik jalan-jalan perutnya kekenyangan.

Salah satu bagian dari restoran Thailand di Jalan Taman Siswa Yogyakarta. Ada bendera Thailandnya juga. Foto diambil medio 2013 (dok.pri)

Sekarang ini Singkong Thailand tak melulu dijual di restoran Thailand. Di kafe-kafe pun mulai banyak dijajakan dan menjadi pesaing utama pisang keju yang telah dulu ada. Bahkan di hotel-hotel berbintang juga mulai diperkenalkan. Singkong yang harganya tak lebih dari 5 ribu rupiah per kilonya, menjadi "naik kelas" ketika diolah menjadi Singkong Thailand ini. Saya sendiri biasa mengolah singkong menjadi Singkong Thailand karena begitu mudahnya membuat menu satu ini. Lumayan untuk sekedar menemani ngeteh di sore hari. Bahkan bagi keluarga saya singkong sudah menjadi hidangan yang wajib untuk berbuka di kala bulan puasa. Entah itu hanya sekedar digoreng crispy ataupun diolah menjadi Singkong Thailand tak menjadi masalah bagi keluarga kecil saya

Tom Yam ala restoran Thailand di Yogyakarta (dok.pri)

Sayangnya di kota saya tinggal sekarang ini tak ada restoran Thailand. Dan kerinduan pada menu-menu khas Thailand di restoran Kota Gudeg itu mau tak mau membuat saya menjadi sedikit "kreatif". Beberapa kali saya berhasil menduplikat kuliner Thailand ke dapur saya. Alhasil, keluarga tak pernah komplain dengan masakan saya itu. Kalaupun tak mirip rasanya, setidaknya tampilannya sudah mirip hahaha. Toh kata teman saya yang sudah berkunjung ke Thailand, di sana juga tak semua menu seragam rasanya. Jadi jangan heran bila kita menemukan menu yang sama, tapi rasanya berbeda antara restoran yang satu dengan restoran yang lain, meski itu sama-sama terdapat di sepanjang Chao Phraya.

Novel inilah yang membuat saya sering berkhayal berkunjung ke Thailand hehehe (dok.pri)

Saya memang sering berkhayal untuk bisa menghabiskan senja di Chao Phraya sembari menikmati kuliner khas Thailand yang banyak ditawarkan di restoran sepanjang sungai yang menjadi penopang penghidupan orang-orang yang bermukim di tepiannya itu. Apalagi semenjak saya membaca novel "Senja di Chao Phraya", karangan seorang teman di Yogyakarta yang begitu apik menampilkan tempat-tempat yang indah di Thailand sebagai setting ceritanya, menjadikan keinginan untuk berkunjung ke sana kian menggebu.  Tak hanya sekedar ingin melihat The Golden Buddha atau "Phra Phuttha Suwon Patimakon", patung Buddha yang terbuat dari emas dan tingginya tak kurang dari 3 meter itu, tapi saya juga sering menghayal menjadi Laras, salah satu tokoh dalam novel karya teman saya itu. Betapa Laras yang karena pekerjaannya mengharuskan ia bolak-balik Indonesian-Thailand, akhirnya menginap di Hotel Golden Temple, yang kalau ingin ke Sungai Chao Phraya cukup berjalan kaki saja. Di restoran pinggir sungai itulah Laras biasa menikmati senja bersama Osken O'Shea, pujaan hatinya. Lelaki campuran Turki dan Irlandia. Menikmati kuliner Thailand di waktu senja bersama pujaan hati di pinggir Sungai Chao Phraya, oh so sweet. Benar-benar romantis!   Tak hanya restoran dan pedagang kaki lima di sepanjang Sungai Chao Phraya yang menjajakan makanan-makanan enak. Di Phuket misalnya, salah satu pulau terbesar di Thailand sekaligus menjadi destinasi wisata populer di negara tersebut, bahkan ada yang namanya Phuket Walking Street yang menjajakan aneka macam kuliner Thailand. Dan menariknya semuanya enak-enak dan murah. Bahkan banyak juga jajanan yang dijual di sana mirip dengan jajanan Indonesia.  Ada lumpia goreng, sosis bakar, pentol bakar, martabak yang dalamnya diisi pisang, bahkan jagung rebus dan kacang rebus juga ada. Jadi kita tak perlu khawatir akan kesulitan menyesuaikan lidah kita dengan aneka makanan di sana jika kita berkunjung ke Thailand. Semua bisa kita pilih sesuai selera, mau yang halal atau haram juga ada. Bahkan menu yang ekstrem semacam belalang goreng seperti yang dijual di sepanjang jalan ke arah Wonosari Yogyakarta, jangkrik goreng dan kecoa goreng pun dijual di Phuket Walking Street tadi. Makanya jangan terlalu penuh mengisi perut jika sedang jalan-jalan ke Thailand. Setidaknya begitu pesan teman saya yang pernah beberapa hari liburan ke Thailand. Itu mungkin salah satu yang membuat saya ingin berkunjung ke Thailand. Selain banyak destinasi wisata yang menarik, menu makanannya pun beragam, enak-enak, dan murah pula. Tak hanya berkhayal menikmati Tom Yam di waktu senja di pinggir Chao Phraya, tapi saya juga ingin menyusuri sungainya, naik boat melintas Rama 8 Bridge sembari menyantap Konom Krok, kue kelapa seukuran takoyaki yang ditaburi daun bawang. Atau naik Tuk-Tuk menyusuri jalan-jalan di Bangkok sambil menyantap Kha Nie Ma Muang, dessert ketan yang disajikan dengan potongan mangga segar dan saus santan yang manis. Hmmm... Yummy. Tapi semua ini masih khayalan dan saya tetap membiarkan khayalan saya ini tumbuh subur dalam benak saya. Entah kapan akan tumbuh menjadi kenyataan, ya kita lihat saja nanti. Mudah-mudahan diberi umur panjang dan rejeki sehingga bisa benar-benar menikmati Tom Yam dari negara asalnya. Aamiin... Doain ya... 

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/edikusumawati/sepotong-senja-di-chao-phraya-bersama-tom-yam_5878864c22afbd1e0761303d

Note : Tulisan ini sudah saya post ke Kompasiana pada tanggal 13 Januari 2017 lalu.


Rabu, 11 Januari 2017

Omelette Bakmi Mewah

.
Omelette Bakmi Mewah ala saya

Kalau ditanya apakah saya suka makan? Pastinya iya! Tapi kalau ditanya, apakah saya suka sarapan? Saya jawab tidak! Ya, sebenarnya saya adalah orang yang jarang sarapan, khususnya nasi. Kalaupun ingin sarapan, palingan makan kue basah yang dijual pedagang keliling yang biasa lewat depan rumah tiap pagi. Atau kalau pas lapar banget ya bikin mie instan. Mudah, cepat dan pastinya kenyang. Apalagi kalau sedang musim penghujan seperti saat ini. Bawaannya memang lapar melulu kan hehehe. Dan karena saya tipikal orang yang gak suka ribet, mie instanlah andalan keluarga saya. Tak harus saya yang masak, anak saya juga biasa masak sendiri mie instan kesukaannya. Itulah kenapa di rumah selalu sedia mie instan. Meski tak banyak, minimal adalah kalau cuma 4 bungkus. Sesuai dengan jumlah anggota keluarga saya yang hanya 4 orang, saya, suami dan 2 orang anak saya.

Ngomongin mie instan, saya mungkin termasuk orang yang senang berkreasi dengan mie, khususnya Bakmi Mewah. Kenapa mesti Bakmi Mewah, karena mie instan yang satu ini beda dengan mie instan pada umumnya. Selama ini kita biasa melihat mie instan dengan tampilan yang menggoda pada kemasannya, ada mie dalam mangkok atau piring yang diatasnya ada topping telur ceplok atau ayam potong. Tapi begitu kita buka, ternyata isinya mie instan doang. Sama sekali tak ada ayam potong atau telur ceploknya. Kalau pun ada hanya perisa atau bumbunya saja. Tapi kalau Bakmi Mewah ini lain. Daging ayam potongnya bener-bener ada. Berbumbu plus potongan jamur. Asli pula. Persis seperti tampilan dalam kemasannya yang memang terkesan mewah. Keren kan?

kemasannya eye chatcing banget

kemasannya memang mewah
  
Sudah ada beberapa kreasi Bakmi Mewah yang sudah saya upload di akun medsos saya, baik itu di instagram maupun di blog (kroyokan). Pada umumnya berupa mie kuah gitu, Selain karena paling mudah dan cepat, tinggal masak, tuang potongan daging ayam dan sajikan. Meski sederhana, tetap sudah mewah rasanya. Tapi bagaimana andai mie dan kuahnya dipisah atau tak pakai kuah sama sekali? Wah, kayak lirik lagunya Inka Kristie dong! Andai dipisah, bakmi dan kuah....hahaha. Bisa saja! Gampang juga koq, Saya pernah membuat Beef /Chicken Blackpepper in The Noodle Bowl dan juga Omelette dari Bakmi Mewah. Keduanya tanpa kuah. Yang penting asal kita kreatif, banyak kreasi yang bisa kita ciptakan dari sebungkus Bakmi Mewah. Bagaimana kreasi bakmi mewah saya? Ini dia, Omelette Bakmi Mewah ala saya.
Saya sengaja berkreasi dengan tampilan seperti ini karena pernah melihat omelette mie mirip seperti itu di salah satu restoran Jepang di Jakarta. Sangat mewah kan? Padahal itu hanya terbuat dari sebungkus Bakmi Mewah lho! Murah, tapi gak murahan. Persis seperti menu di restoran mewah hehehe. Bagaimana cara membuat Omelette Bakmi Mewah ini? Simak resep saya berikut ini ya!

Omelette Bakmi Mewah ala saya

Bahan-bahan yang diperlukan : 
- 1 bungkus Bakmi Mewah 
- 2 butir telur ayam 
- 1 sdm minyak goreng atau margarin untuk menumis 
- 1 siung bawang putih 
- 1/4 potong bawang bombai 
- sedikit mayonnaise 
- garnish sesuai selera  

Cara membuat : 
- Kocok lepas telur dan bikin dadar di atas wajan anti lengket. Angkat, sisihkan. 
- Rebus Bakmi Mewah dan daun bawang kering (ada dalam kemasan) sekitar 3 menit, angkat dan tiriskan. 
- Tuang mie dalam mangkok kemudian masukkan kecap, minyak, potongan daging ayam aduk hingga tercampur rata. 
- Susun campuran mie dan ayam di atas lembaran telur dadar kemudian gulung. Potong-potong gulungan telur dadar sesuai selera. Susun di piring saji. 
- Tuang mayonnaise dan saos sambal (ada dalam kemasan). Tambahkan garnish. 

Omelette Bakmi Mewah siap disantap. Sudah mudah, murah, bergizi, dan kenyang pastinya! Kreasi omelette ini cocok buat sarapan atau makan malam, tapi lagi malas makan nasi, Kalau buat saya, sarapan seporsi omelette ini sudah sangat kenyang. Bukan hanya saya, anak-anak pun suka kalau saya buatkan mie instan dengan berbagai kreasi semacam ini.


kemasannya terdiri dari 3 lapis, sehingga tidak mudah jebol

Mienya keriting dan pipih, lembut dan teksturnya tak gampang putus

Kenapa saya pilih Bakmi Mewah ini?

Banyak faktor yang membuat saya jatuh hati pada Bakmi Mewah, diantaranya adalah :

1. Dari segi rasa, mie Bakmi Mewah ini aromanya lezat dan bener-bener mantap rasanya. Bentuk mienya keriting dan pipih. Lembut pula teksturnya dan tak gampang putus. 
2. Dari segi harga, Bakmi Mewah sangat terjangkau harganya. Satu bungkus tak lebih dari Rp 8.000,-.
3. Di dalam kemasan Bakmi Mewah terdapat potongan daging ayam serta jamur asli, jadi kita tak perlu repot-repot untuk menambahkan potongan ayam lagi.
4. Dari segi kemasan. Bakmi Mewah Kalau di pajang di rak supermarket langsung kelihatan, eye chatcing banget deh! Hitam warnanya dengan tulisan Bakmi Mewah berwarna kuning keemasan, benar-benar terkesan mewah. Sudah gitu kemasannya juga beda dengan mie instan pada umumnya, yang hanya plastik biasa, sehingga mudah robek. Kemasan Bakmi Mewah terdiri dari 3 lapis, paling luar adalah plastik bening semacam wrapping begitu, baru kemudian kardus dan selanjutnya baru plastik seperti mie instan pada umumnya. Jadi kemasannya sangat aman dan tidak mudah robek. 
5. Bakmi Mewah juga aman dikonsumsi oleh keluarga karena ada label halalnya dan pastinya sehat karena tanpa bahan pengawet dan MSG. PT. MAYORA INDAH Tbk, sebagai produsen Bakmi Mewah sepertinya tahu betul selera konsumennya ya.


Nah, kurang apa lagi coba? Segeralah berkreasi dengan Bakmi Mewah. Hadirkanlah nuansa restoran mewah di rumahmu. Mumpung ada challengenya tuh di Indonesian Food Blogger yang bekerja sama dengan Bakmi Mewah.
.