Senin, 31 Desember 2012

Postcardfiction : Cucu Untuk Ibuku



            Namaku Muti, Lengkapnya Mutiara Larasati. Saat ini usiaku menginjak 31 tahun. Di usiaku yang terbilang “matang” ini, aku masih melajang. Aku bukannya tak peduli akan statusku, tapi aku juga tak ingin ngoyo dalam mencari pasangan. Aku pun tak pernah memasang target untuk menikah. Aku selalu berpikir, jika sampai pada waktunya jodoh itu pasti akan datang dengan sendirinya.
            Tapi belakangan ini aku sering terusik oleh pertanyaan orang terdekatku. “Kapan kamu menikah dan memberikanku cucu?”, begitu ucapnya kala itu. Ia adalah perempuan yang merawatku sejak kecil. Ia pula yang menyekolahkanku hingga aku sarjana dan akhirnya berprofesi sesuai dengan gelar kesarjanaanku. Aku sekarang adalah dokter. Dokter spesialis mata tepatnya. Semua berkat perempuan itu.
Sayangnya perempuan itu tidak bisa menikmati jerih payahnya lantaran terbaring lemah di suatu rumah sakit. Perempuan itu sekarang sedang menunggu keajaiban seandainya itu hal yang boleh kuminta. Keajaiban untuk sembuh dari kanker rahim yang telah menggerogotinya sejak enam bulan lalu.
            Sejak perempuan itu sakit, aku seperti kehilangan teman. Hingga akhirnya aku sering “melarikan diri” ke suatu tempat dimana ada banyak anak-anak yang nasibnya tak seberuntung aku. Di tempat itulah aku bertemu Dinda, seorang balita yang sangat cantik. Sayangnya Dinda tidak bisa melihatku. Matanya buta sejak lahir dan ditinggalkan begitu saja di pintu panti itu. “Aku ingin melihat pelangi, Kak,” begitu ucapnya setiap kali aku mengunjunginya.
            Bagaimanapun aku mengupayakan kesembuhannya, tapi aku toh tak mampu melawan suratan-Nya. Perempuan itu pun akhirnya harus menyerah pada penyakitnya. Sedih rasanya. Sampai detik terakhirnya, aku tak mampu memenuhi permintaannya. Tapi dengan adanya Dinda di sampingku, setidaknya aku ingin membahagiakannya. Walaupun tak terlahir dari rahimku, tapi Dinda sekarang adalah anakku. Dinda pun sekarang sudah mampu melihat pelangi. Semua juga berkat kornea perempuan itu yang konon hampir meregang nyawanya saat melahirkan hanya agar bisa mengaku sebagai ibuku. “Aku datang ibu, membawakan cucu untukmu,” di pusaranya aku bersimpuh.

Note : jumlah kata 300

2 komentar: