Jumat, 01 November 2013

Akhirnya, Saya Pun Bisa Melumat Roti Durian Panglima

Roti Durian Panglima rasa keju

Beberapa waktu lalu ketika saya blog walking, saya menemukan satu tulisan yang menceritakan tentang salah satu produk makanan yang akhir-akhir ini begitu fenomenal di Kalimantan Timur, khususnya di Kota Samarinda. Dalam tulisannya, blogger itu menceritakan bahwa untuk mendapatkan produk makanan tersebut, pembeli tak bisa begitu saja dengan mudah mendapatkannya seperti kalau kita membeli makanan pada umumnya, tetapi perlu "berjuang" ekstra keras demi bisa merasakan nikmatnya makanan tersebut. Untuk mendapatkan satu kotak saja, pembeli harus antri bila perlu beberapa jam sebelumnya karena waktu penjualan produk ini juga terbatas, yakni dari pukul 4 sore hingga pukul 6 sore. Selain itu prosedur antriannya juga terbilang unik karena pembeli atau konsumen harus mengambil nomer antrian terlebih dahulu di kasir dengan cara membayar harga produk makanan yang akan dibeli. Kalau sudah membayar di kasir, konsumen akan mendapat nomer urut dan selanjutnya tinggal menunggu saja sampai mobil van putih yang membawa produk makanan itu datang. Nomer urut itulah yang nantinya ditukarkan dengan produk makanan itu. Produk makanan yang saya maksud itu tak lain dan tak bukan adalah Roti Durian Panglima, salah satu olahan roti yang didalamnya terdapat selai durian.

Potongan Roti Durian Panglima rasa keju. selai duriannya di tengah-tengah, so yummy

Sebagai penggemar durian, begitu membaca kata durian, insting saya langsung tergerak. Saya cari tahu dimana produk itu bisa saya dapatkan. Ternyata Roti Durian Panglima itu hanya bisa saya dapatkan di Pusat Oleh-Oleh Khas Kalimantan Timur atau yang biasa dikenal dengan East Kalimantan Center, tepatnya di Jalan P. Antasari no.1 Samarinda. Waduh, saya kan tinggal di Bontang dan tidak setiap hari juga bisa ke Samarinda. Masih mending kalau saya bisa nitip ke adik saya yang kebetulan tinggal di Samarinda, tapi masalahnya adik saya kerja PNS yang harus pagi sampai sore di kantor. Pulang kantor juga sudah habis tuh rotinya. Saya pun tak kehilangan akal, sebagai suatu produk yang fenomenal pasti tak lepas dari peran media social, entah itu blog, facebook atau twitter. Mustahil dong Roti Durian Panglima tak punya akun twitter? Saya yang kebetulan sudah memfollow akun twitter  East Kalimantan Center sebelumnya langsung memfollow juga twitter dari Roti Durian Panglima. Saya langsung mentwit pertanyaan, dimana kira-kira saya bisa mendapatkan roti itu di Bontang. Sayangnya, saya tak bisa mendapatkan selain di outlet  East Kalimantan Center. Walah, gagal deh bisa merasakan roti durian. Saya hanya bisa menelan ludah setiap membaca twitt dari orang-orang yang berhasil mendapatkan roti itu yang pastinya disertai foto roti dengan selai durian di dalamnya. Ihhh...sebel deh! Mau nekad ikutan antri juga belum tentu dapat karena saking banyaknya antrian yang juga ingin membeli roti itu. Saya lihat foto-foto di beberapa blog yang menulis tentang roti durian, antriannya sampai mengular begitu. Gila! Ini benar-benar gila, hanya demi roti durian mereka rela antri seperti itu, meski dibela-belain datang duluan, hujan pula. Memang seberapa enaknya sih Roti Durian Panglima ini? Makin penasaran saja saya!

Twitter saya yang memamerkan hasil "perburuan" Roti Durian Panglima

Hingga akhirnya kesempatan untuk mendapatkan roti itu datang juga. Waktu itu kebetulan saya harus mengantarkan orang tua saya yang mau pulang ke Yogyakarta. Harus ke Balikpapan dong saya hehehe. Lewat Samarinda dong pastinya hehehe. Tapi karena waktu itu saya mengantar orang tua saya ke Balikpapan pagi-pagi sekali demi mengejar pesawat pagi dan begitu lewat di depan outlet East Kalimantan Center ternyata outletnya masih tutup. Yahh... gak papa deh! Masih ada kesempatan besok. Toh kalau saya pulang ke Bontang pasti lewat lagi di depan East Kalimantan Center. Tapi demi menghindari kehabisan stok, saya terlebih dulu menyuruh adik saya yang tinggal di Samarinda itu untuk mengantri di depan outlet East Kalimantan Center. Jadi besok kalau saya lewat sudah ada adik saya yang mengantrikannya. Tapi lagi-lagi saya kurang beruntung, begitu adik saya sampai di outlet ternyata nomer antrian sudah habis. Padahal waktu itu masih pukul 4.15 sore. Kabar itu saya dapatkan langsung dari sms adik saya karena saat adik saya mengantri, saya masih di perjalanan antara Balikpapan-Samarinda. Dan benar saja ketika saya melintas di depan outlet East Kalimantan Center, antrian orang untuk mengambil "jatah" roti dari mobil van sudah berjubel. Sial! Pas ada kesempatan ke Samarinda, roti durian tetap tak bisa saya dapatkan.

Roti Durian Panglima rasa original

Ya sudah akhirnya saya hanya bisa pasrah. Mungkin belum rejeki saya untuk bisa menikmati kelesatan roti durian itu. Tapi saya terus berupaya untuk mendapatkannya. Namanya juga masih penasaran kalau belum merasakan secara langsung, bukan sekedar lewat foto-foto langsung bilang "enak nih kayaknya." Belum afdol dong bilang "enaknya" kalau belum melumat sendiri selai durian yang dibalut roti itu. Saya pun terus berusaha untuk mendapatkan roti itu, bagaimana pun caranya. Setiap ada teman kantor suami atau tetangga yang kebetulan pergi ke Samarinda selalu saya pesanin untuk membelikan roti itu. Tapi karena pembelian hanya dibatasi 2 kotak untuk setiap orang, makanya kalau pun dapat rotinya yang dapat ya orang-orang yang saya pesanin itu karena mereka pun juga penasaran dengan rasanya roti durian. Walah, pengharapan saya serasa sudah habis. Saya hanya bisa berharap agar roti durian buka cabang di Bontang. Itu saja deh harapan saya, gak muluk-muluk.

Ehh, koq ternyata saya hoki. Harapan saya bisa menikmati kelezatan roti durian akhirnya datang juga. Kebetulan saya punya teman yang suaminya sering bolak-balik ke Samarinda dan kebetulan sekali teman saya itu tak ada yang suka durian. Klop sudah! Pucuk dicinta, ulam tiba. Ada yang rajin ke Samarinda, bisa dititipin beli pula. Dan benar saja, begitu roti durian sudah didepan mata, langsung deh saya lumat itu roti. Rasanya benar-benar lezat, persis yang dikatakan orang-orang. Top markotop kalau Pak Bondan yang pakar kuliner itu bilang. Selainya duriannya lembut dan tebal pula. Rotinya juga empuk. Kebetulan saya lebih suka yang rasa keju daripada yang original. Keju taburannya itu lho banyak banget. Saya bisa habis sekotak sendiri sekali makan. Tapi sebelum saya lumat, saya foto dulu deh buat bukti kalau akhirnya saya bisa merasakan kelesatan roti durian yang fenomenal ini. Sejak saat itu, setiap saya ingin roti durian, tinggal sms ke teman dan sore atau malamnya saya ambil ke rumahnya. Roti durian ini harganya lumayan murah, untuk yang original hanya dihargai Rp20.000,-. Sementara yang rasa keju hanya dibandrol Rp25.000,-. Murah bukan? Nah, kalau teman-teman penasaran buruan aja datangi outlet East Kalimantan Center, tapi harus antri lho hehehe. Tapi kalau nitip ke teman saya, yang original dihargai Rp 50.000,- sekotak, sedang yang keju Rp 55.000,- sekotak. Ya, gak papa deh, itung-itung ongkos ngantri dan juga ganti transportnya hehehe. 

NB : Tulisan ini diikutsertakan dalam rangka memperingati 2 tahun hadirnya Toko Oleh-oleh Khas Kalimantan Timur East Kalimantan Center Samarinda.    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar